Didik Anak dengan Disiplin Positif Tanpa Hukuman
By Abdi Satria
nusakini.com-Ungaran – Apa yang Anda lakukan jika anak Anda menumpahkan air di lantai? Beberapa ibu mungkin akan spontan memarahi anaknya. Namun, apakah cara itu benar?
Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin menyampaikan hukuman tak berarti membuat anak menjadi baik. Yang diperlukan justru pola asuh dengan penuh cinta dan kasih sayang, salah satunya melalui disiplin positif tanpa hukuman.
Dia menunjuk contoh saat anak menumpahkan air, jangan langsung dimarahi. Beri penjelasan jika air tumpah, ada potensi membuat orang lain terpeleset.
“Sehingga hadir konsekuensi untuk mengepel. Itu bukan hukuman, tapi konsekuensi yang bertanggung jawab,” ujarnya, saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Pelaksanaan Pola Asuh Anak dan Remaja dengan Penuh Cinta dan Kasih Sayang dalam Keluarga Bagi TP PKK Kabupaten/ Kota se-Jateng, di Monumen PKK, Selasa (19/3).
Diakui, orang tua akan menginginkan kesempurnaan kehidupan anaknya, karena mereka adalah harapan orang tua dan bangsa. Anak perlu dipersiapkan agar menjadi manusia berkualitas, sehat, bermoral, dan berguna, melalui pola asuh yang benar. Pola asuh yang baik akan menjadikan anak memiliki kepribadian kuat, tidak mudah putus asa, dan bertanggung jawab menghadapi hidup yang penuh warna dan romantika.
Peran orang tua, kata Nawal, sangat penting dan strategis. Orang tua harus mendidik, merawat, dan memotivasi. Orang tua juga menjadi pelindung, teladan, dan tuntunan bagi anaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Terlebih, dengan dampak negatif era digital di mana anak-anak rentan pengaruh negatif globalisasi.
“Orang tua perlu diajari komunikasi efektif. Beri hak kepada anak. Misalnya, kita beri pilihan kepada anak untuk makan dulu atau mandi. Atau mandi dulu baru makan,” terang Nawal.
Ketua Pokja I TP PKK Provinsi Jateng Puji Suryo Banendro menambahkan kegiatan kali itu diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan kader PKK mengenai pola asuh anak dan remaja dengan penuh cinta dan kasih sayang dalam keluarga. Sehingga, pengetahuan itu bisa diteruskan hingga tingkat paling bawah. (p/ab)